Monday, September 7, 2015

Making Mung Bean Sprouts

Making Mung Bean Sprout.

This post is written in English and Bahasa Indonesia.

Tadinya saya ingin mengajak Rayyaan menanam bayam secara hidroponik. Tapiiiii, bahan-bahannya belum siap nih. Akhirnya saya ajak Rayyaan menanam (atau membuat ya?) tauge saja. Gampang kan he he. Apalagi tauge ini salah satu sayuran kesukaan Papa.

At first, 1 I'd like to ask Rayyaan to plant hydroponic spinach. But the materials weren't ready yet. Finally we ended up planting (or making?) mung bean sprouts. Moreover, mung bean sprouts are Papa's favorite veggie.



Washed then soaked for 24 hours.

Bahan dan alat yang dibutuhkan:
1. 250 gram kacang hijau.
2. Keranjang.
3. Kain/serbet.
4. Nampan.
5. Kertas koran.

Materials and tools needed:

1. 250 grams of mung beans.
2. A basket.
3. 2 sheets of napkins.
4. A tray.
5. Old newspaper.

Baca: Traffic Light Game.

Spread them on wet napkin.

Pertama-tama kacang hijaunya dicuci lalu direndam dulu selama 24 jam. Keesokan harinya, siapkan sebuah keranjang dan letakkan pada sebuah nampan. Lalu basahi selembar serbet dan letakkan pada keranjang tersebut. Kemudian sebarkan sebagian kacang hijau di atas serbetnya. Setelah itu, basahi selembar serbet lagi dan letakkan di atas kacang hijau tadi. Kemudian sebarkan sisa kacang hijau di atas serbet kedua. Tutup keranjang dengan kertas koran dan simpan dalam tempat gelap.

First of all, we washed then soaked the mung beans for 24 hours. The next day, we prepared a basket and placed it on a tray. Then put a wet napkin and spread some mung beans on it. After that, we put another wet napkin and spread the remainder on it. Cover the basket and tray with old newspaper and store them in a dark place.


Ready to be harvested.

Saya mendapat teknik membuat tauge ini dari social media. Aslinya sih kacang hijaunya disebarkan di atas kain flanel basah yang dilapisi jaring/net. Tapi kan saya tidak punya. Jadi pakai perlengkapan yang ada saja deh ya. 

I got this making mung bean sprouts tehcnique from a social media. Actually we have to spread the mung beans on wet flannel cloth and a net but I had no flannel cloth nor a net so I just used napkins instead.

Baca: Kumpulan Kegiatan untuk Mengasah Kemandirian.

Keesokan harinya saat ingin menyiram taugenya, saya lihat taugenya sudah cukup panjang. Jadi saya putuskan untuk memanen taugenya bersama Rayyaan. Ntah kenapa tauge yang di lapisan atas meski panjangnya cukup namun diameternya tidak sebesar tauge yang di lapisan bawah. Intinya sih tauge di lapisan atas itu kurus-kurus he he. Selain itu taugenya juga keriting-keriting karena serbetnya terlalu tebal (serbetnya saya lipat).

The next day when we wanted to water the sprouts we found out that they're long enough to be harvested. But I had no idea why the mung bean sprouts on upper layer weren't as big as those on lower layer. Basically the sprouts on upper layer were thin ha ha. Besides, the sprouts were 'curly' he he, maybe because the napkins were too thick (I folded them).


Thanks to Rayyaan we got fresh mung bean sprouts.

Tapi lumayan deh, Rayyaan jadi merasakan pengalaman menanam sayur sendiri meski 'hanya' menanam tauge. Malam harinya jadi bisa makan tauge yang dicuci lalu disiram air panas. Sayangnya Rayyaan tidak suka makan tauge he he. Sebagian taugenya disisakan untuk bekal makan siang Papa besok. Semoga lewat kegiatan ini, ia belajar life skill dan kecerdasan naturalnya jadi lebih terasah ya.

But I least the sprouts were palatable (he he) and Rayyaan got the experience to grow vegetable even though just making mung bean sprouts. At night we ate fresh sprout thanks to Rayyaan. Unfortunately, he doesn't really like veggie now, no idea why. But hopefully through this activity he learn a new life skill and his natural intelligence become more developed.


2 comments:

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29 @letsplayandlearn
Twitter @henipuspita29