Tuesday, August 9, 2016

Edutrip ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lampung

Edutrip ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lampung

Sabtu, 4 Agustus lalu setelah berkunjung ke Lampung Horti Park, mau langsung pulang kok belum puas ya jalan-jalannya. Sekalian yuk edutrip ke tempat lain tapi yang masih di wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya. Ke penangkaran rusa yuk, yang terletak di Desa Sumber Agung, Kemiling, Bandar Lampung. Eh tapi karena pagarnya ganti cat dan sebelumnya memang belum pernah ke sana, malah jadi ragu dan kebablasan deh. Sudah kadung sampai ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang terletak di sekitar Penangkaran Rusa Tahura Wan Abdul Rachman.


Hari itu pengunjungnya banyak lho, sebenarnya banyak motor yang terparkir di depan papan ini.

Ini nih museumnya.

Tahun lalu Rayyaan sudah berkunjung ke sini. Tiket masuknya masih Rp 10.000/orang. Sebelum ke tempat penangkaran kupu-kupu, mampir dulu yuk ke museumnya yang berupa rumah panggung terbuat dari kayu. Di sini ada banyak koleksi kupu-kupu yang sudah diawetkan dan ada berbagai souvenir bertemakan kupu-kupu. Taman Kupu-Kupu Gita Persada sendiri dikelola oleh Yayasan Sahabat Alam.

Ibu Herawati Soekardi, doktor kupu-kupu pertama di Indonesia. Credit pic: Nat Geo Indonesia.

Awalnya adalah Ibu Herawati Soekardi, dosen FMIPA Universitas Lampung yang pada tahun 1997 memesan layang-layang berbentuk kupu-kupu untuk keperluan dekorasi tempat seminar Perhimpunan Biologi Indonesia. Tidak puas akan bentuk layang-layang yang dipesan memicu beliau untuk mencari tahu lebih dalam mengenai kupu-kupu, termasuk mencari literaturnya saat berkunjung ke luar negeri. Akhirnya beliaupun mencari tahu cara menangkarkan kupu-kupu hingga akhirnya membuka penangkaran kupu-kupu Gita Persada. Kecintaannya pada kupu-kupu ini juga membawanya meraih gelar doktor di bidang kupu-kupu. Pertama kali lho ada doktor kupu-kupu di Indonesia.

Mamah, nama kupu-kupunya apa?

Sebagian kecil dari koleksi kupu-kupu yang diawetkan.

Kembali ke cerita jalan-jalannya yuk. Setelah melihat koleksi kupu-kupu yang diawetkan kami beranjak ke tempat penangkaran kupu-kupu. Bentuknya semacam rumah dari kawat. Ada beberapa kotak berisi tanaman. Di daunnya ada ulat gemuk! Ulat ini akan berubah jadi kepompong lalu akan berubah menjadi kupu-kupu cantik. Proses metamorfosis kupu-kupu berawal dari telur - larva - pupa, dan imago (kupu-kupu dewasa). 

Baca: Area Bermain Anak di Alun-Alun Kota Bandung.

Karena kupu-kupunya imut, jadi nggak kelihatan ya di foto. Padahal banyak lho.

Kepompong, ulat-ulat, kupu-kupu.

Kupu-kupu paling aktif terbang dari jam 10 sampai jam 2 siang. Sore harinya mereka tidur di ujung ranting dengan sayap tertutup. Ternyata untuk membuat taman kupu-kupu ini bukan cuma tanaman bunga yang diperlukan, tapi juga tanaman yang bisa jadi makanan ulat, misalnya pohon jeruk-jerukan. Kupu-kupunya jangan ditangkap ya. Kasihan, soalnya sayapnya terbuat dari sisik-sisik kecil yang mudah lepas. Kalau sayapnya rusak kan mereka jadi tidak bisa terbang. Oh iya, kupu-kupu ini bisa jadi penanda alam masih terjaga atau sudah rusak lho. Kalau di suatu hutan sudah tidak ada kupu-kupu, berarti tanaman inang sebagai pakan ulat sudah tidak ada (misalnya karena ditebangi). Berarti hutan sudah rusak dan habitat ekosistemnya terganggu.

Salah satu kupu-kupu yang cantiiiik.

Ada sekitar 180 spesies kupu-kupu di taman ini. Tapi kupu-kupunya nggak hanya ada di tempat penangkaran saja. Banyak juga yang terbang bebas di luar tempat penangkaran kupu-kupu. Sayapnya berwarna-warni. Ada yang biru, kuning, putih, ungu muda, cokelat dan lain-lain. Di tempat penangkaran Rayyaan melihat seekor kupu-kupu besar hinggap jauh di atas. Kupu-kupu lain ada yang hinggap pada bunga untuk menghisap madu. Tapi kalau pengunjung yang masuk ke tempat penangkaran terlalu berisik, kupu-kupunya kabur deh ke pojok atas penangkaran.

Baca: Edutrip ke Lampung Horti Park.

Om, tante, jangan berisik ya.

Eh dulu bangku ini belum ada.

Foto sama Mama dulu ya.

Yang berkunjung ke tempat ini nggak hanya anak-anak dan orang tuanya lho. Banyak juga kakak-kakak mahasiswa yang datang. Tempatnya memang adem sih karena rimbun pepohonan. Ada beberapa rumah pohon juga. Ada satu rumah pohon yang tinggi sekali. Rayyaan naik yang paling pendek aja deh. Selain itu di sini juga ada perosotan dan ayunan. 

Di sini ada juga spot-spot yang asyik untuk foto-foto. Seperti bingkai Instagram, bangku dengan sayap kupu-kupu, dan pagar kayu dengan hiasan kupu-kupu berwarna-warni. Kakak-kakak instagramers pasti suka, Rayyaan juga nggak mau kalah dong hi hi, buat kenang-kenangan ya. Bersyukur sekali lho ada tempat seperti ini di Bandar Lampung. Berterima kasih kepada Ibu Herawati Soekardi dan pengelola tempat ini sehingga anak-anak khususnya di Bandar Lampung bisa melihat berbagai jenis kupu-kupu dan penangkarannya. Semoga kepekaan mereka terhadap alam meningkat dan kelak tidak menebang atau merusak tanaman yang bisa mengganggu habitat hewan. Di tempat ini juga motorik kasar anak bisa terlatih dengan berjalan naik turun menjelajah taman, naik ke rumah pohon, dan bermain perosotan.

Aku naik ke rumah pohon yang paling rendah aja deh.

Tuh ada rumah pohon lagi, ada perosotan juga.

Kelihatan nggak? Ada tonggeret, suaranya besar dan nyaring!

Di tempat ini juga banyak bangku kayu dan bambu untuk bersantai. Sambil santai sambil mendengarkan bunyi burung dan serangga. Ada satu serangga pohon yang berisik sekali, namanya tonggeret. Luar biasa ya, satu tonggeret saja suaranya besar dan nyaring sekali. Ternyata si tonggeret ini juga unik karena selama 17 tahun hidup dalam fase larva sebelum akhirnya dalam 3 hari menjadi serangga dewasa dan bereproduksi. Hanya beberapa minggu setelah perkawinan tonggeret akan mati. Selain suara burung dan tonggeret, yang banyak terdengar juga bunyi jangkrik. Ih memang apa istimewanya sih bunyi jangkrik. Duh kalau Mamanya ini mah dulu 'anak kebon' he he. Sekeliling rumah Eyang masih banyak kebon jadi sering dengan bunyi jangkrik. Kalau sekarang Rayyaan sudah jarang dengar bunyi jangkrik.

Hore masuk Instagram!

Bagi pengunjung yang tiba-tiba haus dan lapar tapi tidak membawa bekal tidak usah khawatir. Di bagian belakang museum ada area tea house dengan menu yang harganya terjangkau. Bagi yang membawa bekal, ingat-ingat jangan membuang sampah sembarangan ya. Bagi yang ingin berkunjung ke taman ini, lokasi tepatnya ada di Jalan Wan Abdul Rachman, Kemiling, Bandar Lampung. Selamat bercengkrama dengan beragam kupu-kupu cantik.


Sumber:

Museum Taman Kupu-Kupu Gita Persada.




7 comments:

  1. rumah saya padahal di daerah kemiling, tapi saya belum pernah utk sekedar mampir ke taman kupu-kupu ini.

    kalau dari tanjung karang pas dipertigaan kemiling itu arahnya lurus atau belok ke kiri mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertigaan yang dekat terminal ya? Dari situ ke kiri. Patokannya si setelah SLB ada perempatan, belok ke kanan, ikuti terus jalannya tapi lebih enak lagi pakai Waze kalau sebelumnya belum pernah ke sana.

      Delete
  2. kalau g penuh rasanya senang liat kupu2nya kalau rame kupu2nya pasti stress..
    btw tonggeret e g keliatan xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Warnanya sama kayak batang pohonnya Mak. Padahal suaranya bising banget he he. Iya kalau terlalu penuh apalagi berisik, kupu-kupunya kaburr.

      Delete
  3. Eeehh, rupanya sekampung sama saya. Saya lahir dan besar di Teluk Betung :) Baru tau loh ada taman begini di Lampung. Semoga makin banyak tempat wisata ramah anak begini disana...
    Kangen makan miso aku :)

    ReplyDelete
  4. ternyata bagus juga ya tempat wisata di lampung, saya sih kalo ke lampung cuman lewat aja mba..hehe mudik ke sebelah barat sumatera :)

    ReplyDelete
  5. Asma kalo ke sini, bakal gak mau diajak pulang nih :D

    ReplyDelete

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29 @letsplayandlearn
Twitter @henipuspita29