Monday, November 27, 2017

Aman dan Nyaman Menggunakan Kipas Angin untuk Anak-Anak

Gambar: Pixabay

Kalau ada yang bertamu ke rumah Eyang dan Akungnya Rayyaan, rata-rata si tamu akan berkomentar “Enak lho di sini adem.” Tapi itu dulu… Eh sebenarnya masih sih dapat komentar begitu. Namun bagi penghuni rumah, sebenarnya keademannya sudah berkurang. Kok bisa?

Ya kalau dulu tanah di seberang rumah Eyang dipenuhi oleh aneka pohon. Rumah-rumah di gang juga belum sepadat sekarang. Tahun sekian pohon-pohon ditebang oleh pemilik tanah. Sekian tahun kosong, tahun 2012 di tanah tersebut dibangun sebuah supermarket.

Gambar: Pixabay

Dan sejak saat itulah kami merasakan kesejukan di sekitar rumah jauh berkurang. Enak sih enak ya kalau belanja, tinggal nyebrang sudah sampai deh. Tapi mungkin gedung besar di sebrang rumah ini jadi menghalangi angin bertiup ke rumah? He he.

Saya yang saat itu sedang hamil Rayyaanpun jadi akrab dengan kipas angin. Bayangin dong, bumil yang memang sering kepanasan jadi dobel gerahnya.

Sampai saat ini anak-anakpun jadi nggak bisa tidur tanpa kipas. Nggak nyenyak tidurnya! Kami yang dulunya hanya punya kipas sebuah dan hanya dipakai kalau benar-benar kepanasan, kini kami punya 4 buah kipas he he.

Gambar: Pixabay

Untuk di kamar kami berempat ada kipas kecil, di ruang tengah ada kipas dinding yang besar, dan di kamar Eyang dan Akung ada kipas berukuran sedang.

Mana kipas yang paling sering dipakai? Kipas kecil yang ada di kamar kami berempat. Pokoknya sudah siang malam deh dinyalakan. Sudah ada korban satu kipas kecil tuh yang lelah setelah 5 tahun bekerja hi hi.

Soalnya kamar kami nih yang di posisi depan, dekat dengan jalan dan si supermarket tadi. Mungkin itu sebabnya kenapa kamar kami yang paling panas.

Kok nggak pakai AC? Sayangnya listrik di rumah nggak memungkinkan untuk penggunaan AC. Hanya 900 watt dan terkadang suka turun termisnya.

Di rumah milik kami sendiri ada AC di salah satu kamar, tapi kalaupun sudah pindah tapi tetap deh kipas harus ada. Karena kalau setiap kamar harus ada ACnya, nggak kebayang bayar tagihan listriknya ha ha.

Eh, nggak takut pakai kipas angin terus-terusan? Nggak bahayakah buat anak-anak? Nggak takut kena paru-paru basah seperti yang dibilang orang-orang? Gimana dong biar bisa ngadem pakai kipas angin dengan aman? Terutama jika anak-anak nggak bisa tidur tanpa kipas angin.

Bukan Penyebab Paru-Paru Basah

Banyak yang berkata “Sering-sering pakai kipas angin, nanti paru-paru basah, lho!” Paru-paru basah adalah istilah awam untuk pneumonia. Penyebab penyakit ini adalah infeksi bakteri tau virus, jadi bukan karena kipas angin ya.

Jangan Arahkan Langsung ke Badan

Meski enak banget ngadem langsung di depan kipas angin, tapi jangan sering-sering or terlalu lama lho. Kenapa? Ya soalnya awal-awal memang enak. Lama-lama kalau terlalu dingin malah nggak nyaman juga kan?

Bisa-bisa suhu tubuh juga jadi turun dan kurang dari batas suhu normal. Wah bisa kena hipotermia deh. Apalagi kalau untuk anak-anak. Jangan arahkan langsung ke tubuh mereka ya, diputar sedikit supaya angin memantul dari dingin dan baru deh dirasakan anak-anak.

Pilih Sesuai Kebutuhan

Kalau memang daerah tempat tinggal kita super panasnya, bolehlah ya pilih kipas angin yang agak besar. Supaya anak-anak juga lebih nyaman beraktivitas tanpa kepanasan. Apalagi jika ruangan di rumah cukup besar seperti ruang keluarga.

Tapi untuk ruangan yang lebih kecil seperti kamar tidur, kita bisa memilih kipas yang lebih kecil. Selain itu kita tentu harus menyesuaikan dengan budget yang di punya, jika budget terbatas kita bisa mencari kipas angin murah untuk digunakan di rumah.

Bersihkan Kipas Angin Secara Berkala

Asal tidak mengarahkannya langsung ke badan sebenarnya aman-aman saja menggunakan kipas angin untuk membuat anak dan juga bayi merasa lebih nyaman. Tapi jangan lupa bersihkan secara berkala. Karena kipas yang kotor berdebu itulah yang bisa membuat anak sakit, misalnya batuk karena alergi debu. Jadi selalu sempatkan untuk membersihkan baling-baling dan penutup kipas angin secara rutin.






No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29 @letsplayandlearn
Twitter @henipuspita29